Detikotomotif.com–Jenis transmisi Mobil-Mobil dengan transmisi automatis menjadi opsi keluarga sekarang ini, khususnya yang ada di kota besar . Hal ini dikarenakan sering terjadi kemacetan lalu lintas di kawasan ini. Jika Anda menggunakan mobil bertransmisi otomatis, Anda mungkin bisa lebih santai daripada mobil bertransmisi manual.
Transmisi otomatisnya sedemikian rupa sehingga pengemudi tidak perlu melepas dan menekan pedal kopling untuk berkendara di tengah kemacetan. Seperti yang sudah kita ketahui, fungsi transmisi adalah menyalurkan energi guna mencapai percepatan yang dibutuhkan.
Pada mobil dengan transmisi otomatis, Anda tidak lagi membutuhkan kopling dan tuas perpindahan gigi seperti pada mobil manual. Transmisi automatis pada mobil matic cukup hanya menukar tuas dan menekan pedal gas sampai kecepatan yang diperlukan . Maka pekerjaan transmisi automatis ialah mengalihkan gigi dengan cara otomatis.
Terdapat tiga bagian pada mobil bertransmisi automatis, yakni torque converter, hydraulic kontrol unit, dan planetary gear unit. Ketiga komponen ini terdapat pada oli transmisi. Maka oli transmisi automatis bukan hanya berperan sebagai pelumas dan pendingin, tapi sebagai pemindah gigi
Jenis transmisi otomatis
Bagi masyarakat awam di dunia otomotif hanya ada satu jenis transmisi otomatis. Terlepas dari perkembangan teknologi, para insinyur mengembangkan transmisi otomatis sehingga ada banyak jenis. Keunggulan transmisi otomatis dibanding transmisi manual tentunya dari segi kepraktisan dan kemudahan karena tidak perlu berpindah gigi atau menginjak kopling. Apa lagi sekarang banyak feature tambahan seperti hill start assist atau cruise kontrol yang makin menganakemaskan pengemudi
Namun tahukah Anda bahwa ada banyak jenis transmisi otomatis. Setiap mobil, meski dalam satu pabrikan, terkadang antara satu pabrikan dengan pabrikan lainnya memiliki jenis transmisi yang berbeda. Umumnya disesuaikan dengan kebutuhan dan model. Lalu jenis transmisi otomatis apa saja yang ada? Berikut ulasannya
AT konvensional-Hydraulic Automated Transmission (transmisi otomatis hidrolik)
Cara kerja transmisi otomatis konvensional adalah dengan menggunakan torque converter yang menghasilkan energi kinetik dari energi mekanik, kemudian mengarahkannya ke poros penggerak. Konverter torsi pada mobil manual disebut kopling, yang memiliki fungsi yang sama tetapi cara kerja yang berbeda.
CVT – Continuous Variable Transmission (Transmisi Variabel Berkelanjutan)
Pada tipe ini, perpindahan dihasilkan dari perubahan diameter drive dan puli yang digerakkan. Sepasang komponen tersebut mengikuti putaran mesin mobil dan kemudian dihubungkan dengan sabuk baja atau belt.
Keunggulan CVT dibanding AT adalah perpindahan gigi yang lebih halus sehingga tidak terasa irama. Mesin bertenaga CVT juga lebih ringan, lebih lincah, dan lebih hemat bahan bakar. Untuk menghasilkan tenaga yang signifikan, pengendara tidak membutuhkan rpm tinggi. Itu sebabnya penggunaan bahan bakar menjadi lebih hemat. Harga mobil bertransmisi otomatis CVT memang sudah lebih mahal.
DCT- Dual Clutch Transmission (Transmisi Kopling Ganda)
Tipe ketiga adalah DCT. Itu juga sering disebut kendaraan transmisi manual otomatis. Ada dua jenis kopling ganda yang beroperasi pada gigi transmisi yang berbeda, tunggal dan ganda. Kedua cengkeraman ini dikendalikan oleh komputer, sehingga mobil bermotor disertakan
AMT- Automated Manual Transmission (Transmisi Manual Otomatis)
Jenis transmisi ini hampir seperti transmisi DCT, baik manual maupun otomatis dan otomatis dikendalikan oleh operator.Sedikit transmisi automatis pada mobil tipe ini karena memunculkan ketaknyamanan waktu berkendaraan karena benturan yang lumayan keras
Cara mendeteksi kerusakan transmisi otomatis
Transmisi otomatis pada mobil lebih rentan aus jika dibandingkan dengan transmisi manual. Diketahui juga bahwa komponen transmisi otomatis cukup kompleks dan memerlukan perhatian ekstra dibandingkan dengan transmisi manual.
Jika ada gangguan sekecil apapun diabaikan, bisa berakibat fatal. Sangat mudah untuk mendeteksi kerusakan pada transmisi ini, Anda dapat melakukannya tanpa alat khusus. Rasakan saja, pasti ada bedanya jika ingin merusaknya.
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kerusakan transmisi matic sejak dini:
Pemeriksaan oli transmisi
Anda dapat melakukan pemeriksaan ini dengan menghidupkan mesin mobil kemudian memeriksa dipstick oli. Jika warnanya keruh, hitam atau bahkan coklat tua dengan serbuk-serbuk kecil yang terlihat seperti serbuk besi halus, berarti ada kerusakan pada transmisi mobil Anda.Ini menandakan jika terjadi gesekan yang terlalu keras pada transmisi dan membuat komponennya aus.
Tes pendahuluan
Coba pindahkan transmisi dari R atau N ke D, jika ada suara saat perpindahan maka pasti ada kerusakan komponen. Biasanya itu adalah suara yang keras.
tes jalan
Coba kendarai mobil Anda dan jika ada ritme yang tidak normal saat bergerak, selain suara yang kasar, maka performa transmisi mobil sudah tidak normal lagi. perbaikan yang diperlukan
Transmisi Otomatis Perawatan Mobil
Terlepas dari segala kenyamanan dan kemudahan yang dibawa oleh transmisi otomatis, tentunya para pengguna mobil harus merawatnya dengan baik agar dapat bertahan lama. Karena jika tidak dirawat dengan baik, bukan tidak mungkin pemilik mobil harus mengeluarkan banyak biaya untuk memperbaikinya. Berikut tips merawat mobil bertransmisi matic :
Penggantian oli transmisi
Idealnya, harus dilakukan pengecekan oli transmisi otomatis secara berkala. Jika level oli ditemukan tidak mencukupi, harus segera ditambahkan untuk menghindari kerusakan pada sistem transmisi. Oli roda gigi harus juga dipakai betul sesuai tipe transmisinya. Tidak boleh menambahnya. Karena tiap tipe gear memakai oli dengan kekentalan yang beda.
Berpindah ke posisi N pada waktu stop
Supaya transmisi automatis pada mobil tahan lama serta awet, seharusnya lihat langkah penggunaannya. Misalkan waktu stop di lampu merah atau macet dalam waktu yang lama, ada baiknya tuas perpindahan gigi di posisikan netral (N). Sebaliknya jika posisi tuas perpindahan gigi berada pada posisi drive (D), hal ini menyebabkan kampas kopling kendaraan terus bergesekan.
Bila kendaraan dipakai di medan operasi berat, pemeriksaan harus dilaksanakan seringkali dibanding agenda standard dalam manual kendaraan.
Hindari posisi P untuk saat waktu berhenti
Hindari memindah tuas pemilih ke posisi Park (P) saat lampu merah atau berhenti sejenak, karena banyak gesekan yang tercipta saat memindahkan tuas pemilih kembali ke posisi D. Posisi P seharusnya cuma dipakai saat parkir.
Selain itu, jika terjadi kecelakaan secara tidak terduga, ada risiko mempengaruhi persneling. Pasalnya, sistem roda gigi P akan mengunci roda gigi
Akhir Kata
Berikut Jenis transmisi Mobil dan Fungsinya ini Bisa Jadi Referensi . Semoga ulasan singkat artikel ini dapat membantu anda . Terimakasih dan selamat membaca artikel terbaik lainnya seputar dunia otomotif hanya di Detikotomotif.com